ARTICLE

Tradisi Perayaan Natal di Nusantara

By Keluarga Mahasiswa Katolik (KMK) • January 4, 2022

Perayaan Natal identik dengan pohon Natal, hiasan, hadiah, rusa, dan sinterklas. Namun berbagai negara di belahan dunia, khususnya Indonesia memiliki tradisi yang unik dalam merayakan kelahiran Yesus Kristus ini. Terlepas dari makna religiusnya, perayaan Natal di Nusantara kental dengan budaya lokal yang unik. 

Dimulai dari provinsi yang terletak di atas kiri Indonesia, Sumatera Utara. Umat Kristiani di Sumatera Utara memiliki tradisi yang dikenal sebagai tradisi Marbinda dimana mereka menyembelih hewan seperti sapi dalam perayaan Natal. Hewan biasanya dibeli dari tabungan bersama lalu disembelih sebelum akhirnya dilakukan Marhobas, yaitu pembagian daging hewan yang telah disembelih kepada warga.

Selanjutnya dari provinsi yang terletak di Selatan Pulau Jawa juga terkenal dengan kota sejuta kenangan dan keunikan, Daerah Istimewa Yogyakarta atau yang kita kenal dengan nama Yogyakarta. Di Yogyakarta, para Pastor akan memimpin ibadat dengan menggunakan pakaian adat khas Yogyakarta seperti memakai beskap dan blangkon, serta menggunakan bahasa Jawa Kromo Inggil. Selain itu, di kota ini perayaan Natal dilakukan dengan pertunjukan wayang bertema hari kelahiran Yesus Kristus sang Juru Selamat.

Tradisi Rabo-Rabo

Provinsi selanjutnya adalah Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Ibukota Indonesia ini juga memiliki tradisi yang bernama Rabo-Rabo dimana setelah ibadah, warga akan berziarah ke kuburan lalu saling mengunjungi warga lain saat hari Natal. Setelah saling mengunjungi, warga akan mandi bedak di wajah bersama warga lainnya dengan iringan musik dan tarian.

Provinsi selanjutnya yaitu Nusa Tenggara Timur, Flores yang memiliki tradisi menembakkan meriam bambu di langit dan menyalakan kembang api sehingga suasana selama perayaan Natal menjadi meriah dan membawa sukacita bagi warga yang hadir. Selanjutnya provinsi Maluku, tepatnya di Ambon juga memiliki tradisi yang hampir sama dengan Flores. Akan tetapi, perayaan Natal di Ambon serentak dengan bunyi sirine kapal dan lonceng gereja. Selain itu, di Ambon juga memiliki tradisi Cuci Negeri dimana warga melakukan rapat Saniri lalu berkumpul di rumah adat sambil menyanyikan lagu dengan diiringi alat musik tifa.

Tradisi Kunci Taon

Provinsi selanjutnya adalah Sulawesi Utara, tepatnya Manado. Di Manado sendiri memiliki tradisi Kunci Taon dimana tradisi ini dilakukan pada awal bulan Desember sampai menjelang tahun baru, yakni pada minggu pertama bulan Januari. Selama melakukan tradisi ini, warga akan pawai mengelilingi kota dengan menggunakan berbagai kostum yang menarik. Selain itu, warga akan banyak mencari sayuran buncis saat menjelang Natal dan meletakkan lampu hias di kuburan kerabat atau saudara sambil berziarah.

Masih di pulau Sulawesi tepatnya di Sulawesi Selatan, Toraja memiliki tradisi yang hampir sama dengan Manado. Akan tetapi, warga Toraja mengenal tradisi ini dengan nama Festival Lovely December dimana tradisi ini dilakukan pada awal Desember sampai tanggal 26 Desember. Pada malam tanggal 26 Desember, dilakukan Lettoan yang meliputi kegiatan seni maupun musik, pawai, dan pameran yang tentunya sangat dinantikan oleh para turis.

Nah, itu dia beberapa tradisi perayaan Natal di Nusantara. Meskipun demikian, masih banyak lagi tradisi perayaan Natal yang tidak kalah unik, meriah, serta penuh sukacita di Nusantara. Selain itu, berbagai perayaan Natal di Nusantara tentunya mengandung nilai kebersamaan dan simbol penebusan atas dosa-dosa yang telah diperbuat sepanjang tahun.

 

Penulis : Divisi Acara Alam Sutera & Kemanggisan

Peninjau : Sekretaris Umum KMK