ARTICLE
ONLINE DISINHIBITION EFFECT: KENAPA YA, BEBERAPA ORANG MENJADI BERBEDA SAAT DI DUNIA MAYA?
By Himpunan Mahasiswa Psikologi (HIMPSIKO) • September 20, 2023
Share to your friends:
View Original ArticleHalo, Psytroopers! Bagaimana kabar kalian? Semoga baik-baik saja, ya! Kita berjumpa lagi di artikel Psikopedia. Di artikel kali ini, kita akan membahas satu fenomena yang sangat menarik. Tapi sebelum itu, jawab pertanyaan ini dulu, ya! Kalian pernah nggak sih, melakukan suatu hal di dunia maya yang mungkin nggak akan kalian lakukan di dunia nyata? Atau kalian kenal dengan orang yang punya kepribadian ‘online’ yang bertolak belakang dengan kepribadiannya di dunia nyata? Nah, ternyata dalam dunia psikologi, fenomena ini ada namanya lho, yaitu online disinhibition effect. Mau tau lebih dalam tentang fenomena ini? Yuk, simak pembahasan lengkapnya.
Online disinhibition effect adalah kondisi dimana seseorang memiliki perilaku yang bertolak belakang di dunia maya dengan perilakunya saat berinteraksi secara langsung di dunia nyata (Suler, 2004). Hal ini disebabkan karena saat berada di dunia maya, seseorang merasa sangat bebas untuk mengekspresikan diri karena mereka menjadi anonim. Tidak ada orang yang mengetahui identitas pribadi mereka. (Wu et al., 2017).
Suler (2004) mengungkapkan bahwa terdapat 6 faktor yang melatarbelakangi terjadinya fenomena online disinhibition effect, yaitu:
1. Dissociative anonymity
Seseorang merasa aman akan terungkapnya identitas asli diri mereka di dunia maya, sehingga mereka merasa memiliki kesempatan untuk menunjukkan perilaku yang berbeda dan memisahkan diri mereka di kehidupan nyata dengan diri mereka di dunia maya.
2. Invisibility
Saat berada di dunia maya, tidak terjadi interaksi secara langsung antarindividu sehingga seseorang akan merasa bahwa ia invisible atau tidak terlihat oleh orang lain yang menjadi lawan bicaranya. Invisibilitas inilah yang membuat seseorang berani untuk melakukan hal-hal yang biasanya tidak mereka lakukan di dunia nyata.
3. Asynchronity
Percakapan di dunia maya tidak selalu sinkron dalam waktu. Bisa jadi ada jeda beberapa menit atau jam untuk seseorang membalas percakapan. Hal inilah yang membuat seseorang dapat mengubah arah berpikirnya.
4. Solipsistic introjection
Interaksi yang tidak terjadi secara nyata di dunia maya membuat seseorang mengimajinasikan bagaimana wujud lawan bicaranya menyampaikan pesan tersebut secara langsung.
5. Dissociative imagination
Seseorang akan berimajinasi dirinya yang di dunia maya berbeda dengan dirinya yang berada di dunia nyata, sehingga norma yang diterapkan di dunia maya juga berbeda dengan yang diterapkan di dunia nyata.
6. Minimization of status and authority
Saat berada di dunia maya, perbedaan akan ciri fisik, lingkungan, maupun status sosial seseorang menjadi minim atau bahkan tidak terlihat karena anonimitas yang ada. Oleh karena itu, semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk dapat mengekspresikan diri.
Lalu, seperti apa sih, contoh dari online disinhibition effect? Misalnya, ada seseorang yang di dunia nyata dikenal sebagai sosok yang sopan, santun, dan memiliki tutur kata yang lembut. Namun, ketika di dunia maya, ternyata ia sering melontarkan komentar-komentar kasar dan menyebarkan ujaran kebencian kepada orang lain. Dalam contoh ini, seseorang menjadi lebih agresif di dunia maya dibandingkan di dunia nyata.
Lantas, apakah online disinhibition effect hanya mengarah kepada agresifitas atau hal-hal negatif? Tentu saja tidak. Terdapat dua arah yang berlawanan dari online disinhibition effect, yakni benign disinhibition dan toxic disinhibition. Toxic disinhibition merupakan kondisi dimana seseorang menunjukkan perilaku agresif seperti melontarkan kalimat-kalimat kasar, menunjukkan perilaku kemarahan, dan menebarkan kebencian. Contoh kasus yang dijelaskan di atas termasuk ke dalam toxic disinhibition.
Berbeda dengan toxic disinhibition, benign disinhibition adalah keadaan dimana seseorang lebih terbuka untuk membagikan hal personal tentang dirinya, membagikan emosi yang sedang dirasakan, bahkan menunjukkan kebaikan serta kedermawanannya di dunia maya. Contohnya, ketika ada seseorang yang dikenal sebagai orang yang pemalu di dunia nyata, tetapi di dunia maya, ia lebih lancar dan lebih berani mengekspresikan dirinya melalui kata-kata di dunia maya.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa online disinhibition effect adalah keadaan dimana seseorang merasa bahwa dirinya di dunia maya memiliki karakter yang berbeda dari karakter di dunia nyata, sehingga pada saat berada di dunia maya, ia merasa bebas menunjukkan perilaku yang biasanya tidak dilakukan di dunia nyata tanpa merasa cemas atau merasa bersalah.
Psytroopers, dunia maya telah memberikan kita ruang yang luas untuk dapat mengekspresikan diri secara bebas. Namun, tentunya kita harus tetap bijaksana dalam memilih dan menentukan bagaimana kita berperilaku. Semua perkataan dan perbuatan yang kita lakukan baik di dunia nyata maupun di dunia maya sepenuhnya adalah tanggung jawab kita. Oleh karena itu, mari ciptakan ruang yang aman dan nyaman bagi siapapun untuk dapat mengekspresikan diri masing-masing di dunia maya. Demikianlah pembahasan tentang fenomena online disinhibition effect dalam dunia psikologi. Sampai jumpa di artikel selanjutnya!
Referensi
Averina, F. (2021, November 23). Online Disinhibition Effect: Diri “Online” Kita yang Bertolak Belakang. Kumparan. https://kumparan.com/florine-averina/online-disinhibition-effect-diri-online-kita-yang-bertolak-belakang-1wy9cPtFVov/full
Dean, J. (2023). Online disinhibition: Effect, causes, examples. PsyBlog. https://www.spring.org.uk/2023/03/online-disinhibition-effect.php
Suler, J. (2004). The online disinhibition effect. Cyberpsychology & Behavior, 7(3), 321–326. https://doi.org/10.1089/1094931041291295
Wu, S., Lin, T., & Shih, J. (2017). Examining the antecedents of online disinhibition. Information Technology & People, 30(1), 189–209. https://doi.org/10.1108/itp-07-2015-0167
Share to your friends:
View Original ArticleMore Articles
GALLERY Himpunan Mahasiswa Psikologi (HIMPSIKO) • January 4, 2023
REAKSI 2022 Eps. 1
ARTICLE Himpunan Mahasiswa Psikologi (HIMPSIKO) • August 26, 2023
Cara Menerapkan Striving for Success di Dunia Perkuliahan
ARTICLE Himpunan Mahasiswa Psikologi (HIMPSIKO) • July 22, 2023
Latihan Dasar Kepemimpinan Aktivis HIMPSIKO 2023
GALLERY Himpunan Mahasiswa Psikologi (HIMPSIKO) • March 31, 2022
LDK-A (Latihan Dasar Kepemimpinan Aktivis) HIMPSIKO 2022
ARTICLE Himpunan Mahasiswa Psikologi (HIMPSIKO) • March 23, 2023
NGOPI Episode 3
GALLERY Himpunan Mahasiswa Statistika (HIMSTAT) • April 5, 2022
Latihan Dasar Kepemimpinan Aktivis 2022
ARTICLE Language Center - BINUS Malang • December 7, 2023
The Strategy to Learning a Language Digitally (Part 9): Consistent and Disciplined Practice
VIDEO BINUS TV • May 17, 2022
Kenapa Orang Bisa Déjà Vu ? | W.O.W. (Worthy Obvious Wonder)
VIDEO BINUS TV • September 15, 2022
#Headline - KPK Tahan Direktur PT Solata Marten Toding | JURNAL 19
NEWS BINUS English Club (BNEC) • August 8, 2022