ARTICLE

KELAHIRAN INTELEKTUAL ORGANIK

By Character Building - BINUS Malang • December 10, 2021

Catatan sejarah mencatat bahwa sains telah menjadi kawan bagi peradaban manusia. Selama manusia memiliki pertanyaan atas alam dan dirinya, sains akan selalu berkembang. Pada tahap tertentu sains mengalami percepatan hingga mampu mengubah wajah dunia. Keingintahuan dan kerja keras manusia melahirkan pengetahuan yang selanjutnya membuahkan sistem yang mampu meningkatkan kualitas hidup manusia, ialah teknologi. Teknologi merupakan salah satu bentuk nyata kehadiran daya nalar manusia. Namun terkadang, sains dan teknologi juga menjadi musuh bagi manusia. Di satu sisi sains yang pada umumnya bersifat objektif mendapatkan prototipe jauh dari moralitas. Tudingan lain ialah bahwa sains mampu digunakan sebagai senjata untuk saling menguasai dan menciptakan kebenaran-kebenarannya sendiri. Tuduhan lain yang lebih sempit yang kerap ditujukan pada sains ialah bahwa ia dianggap terlalu membakukan imajinasi.
Namun demikian, sains tetap menjadi jalan bagi manusia untuk menang melawan ketidaktahuan.

Antonio Gramsci, salah seorang politikus dan filsuf Italia menuliskan dalam jurnal Sotto la Mole mengenai kegeramannya pada pihak-pihak yang berusaha mengesampingkan sains karena ketidakmampuan mereka dalam mengendalikan ilmu pengetahuan. Pihak yang dimaksud oleh Gramsci ialah mereka yang menilai sains gagal menjawab permasalahan masyarakat terutama dalam ranah sosial. Bahkan bagi pihak yang dimaksud Gramsci, ilmu pengetahuan menjadi salah satu ranah yang dapat menumpulkan kepekaan manusia. Tuduhan ini merupakan tuduhan klasik, yang dalam konteks milenial terjadi ketika para peneliti dan akademisi hanya mengagungkan sains tanpa mengikatnya dengan nilai-nilai lain seperti etis dan keindahan.

Namun Gramsci dalam tulisannya tersebut telah mematahkan tuduhan bahwa sains telah bersalah untuk ke-n (kesekian) kalinya. Menurutnya dalam menegakkan kesetaraan sosial, sains berperan penting terutama dalam menentukan langkah gerakan. Seorang pemimpin atau penggerak masyarakat membutuhkan sains untuk memanifestasikan gerakannya. Pada konteks kita, sains berperan dalam perkembangan berbagai hal misalnya dalam menelusuri masa lalu, memprediksi masa depan, dan mengentas permasalahan hari ini. Sains membentuk ilmu-ilmu yang berjalan bersamaan dengan kebutuhan manusia. Penciptaan energi terbarukan, pengolahan limbah berkelanjutan, transplansi organ, hingga penelusuran fakta dapat terwujud karena daya dukung sains. Karenanya, untuk memastikan hal tersebut bagi Gramsci, masyarakat membutuhkan kaum intelektual organik. Intelektual organik ialah mereka yang lahir dan bertumbuh kembang dalam permasalahan masyarakat. Mereka hadir di tengah masyarakat untuk mempelajari dan berusaha menciptakan solusi bagi permasalahan lingkungannya. Intelektual organik merupakan mereka yang hadir dari dan untuk masyarakat. Mereka merupakan pihak-pihak yang berpegang pada sekitarnya untuk menciptakan pembaharuan, serta tidak duduk hanya untuk mengamati dan menilai perilaku sosial semata. Kaum yang diharapkan Gramsci merupakan benih-benih yang ditanam di bangku-bangku sekolah maupun sudut-sudut daerah. Tidak ada tingkatan yang pasti untuk menentukan siapa yang layak menjadi intelektual organik. Namun satu syarat pasti dari kaum ini ialah kehendak untuk belajar dan kesadaran untuk memahami permasalahan masyarakat. Kaum intelektual yang diharapkan Gramsci ialah mereka yang hadir untuk meletakkan permasalahan sosial melalui pendekatan ilmu pengetahuan. Dengan demikian, sains tidak lagi dapat dianggap gagal dalam menjawab permasalahan manusia.

The post KELAHIRAN INTELEKTUAL ORGANIK appeared first on BINUS UNIVERSITY MALANG | Pilihan Universitas Terbaik di Malang.